Senin, 11 Januari 2010

Mulailah dari yang Kecil

Terinspirasi waktu pergi ke Ramayana mall jadinya kepingin berbagi pengalaman tidak enak ini ke teman2 semua. Bayangkan,...semua khan tahu kalau kota tempat tinggal saya cuma kotamadya kecil yang memiliki satu2nya tempat belanja yang sedikit nyaman. Itupun baru ada sekitar 3 tahun belakangan ini. Kebayang khan bagi teman2 yang tinggal di kota metro lainnya?. Nah karena setiap Sabtu dan Minggu di mall itu ada discount 9 bahan pokok tentu saya memilih belanja di hari itu. Tepatnya hari Minggu. Mall buka jam 10.00 pagi, dan dengan semangat 45 saya sudah bersiap-siap pergi ke sana setelah tentunya menyiapkan si baby saya yang 8 bulan itu. Mandiin, kasi bubur dan susu kemudian saya titipkan ke kakaknya yang SMA yg setiap Sabtu sore pulang, untuk dijagain.(maklum kakaknya udah kost). Dengan membawa catatan yang mau dibeli berangkatlah saya dengan singgah sebentar di toserba untuk membeli susu bayi yang tidak dijual di mall itu..

Begitu sampai di perempatan jalan S.S.Kasim eh,...kena lampu merah. Mobil yang tepat di belakang saya mulai membunyikan klakson, tee...ett!! saya terkejut soalnya kaca mobil dibuka( menghemat BBM. he..he...he..) pasti mobil yang di belakang itu sopirnya sopir Medan, (sopir sudaco mungkin,..)soalnya kalo sopir di kota Dumai baik2 semua (padahal awak juga orang Medan). Padahal biar klakson itu bunyi sampai habis batre lampu nggak bakalan berubah jadi hijau. Benar2 sport jantung mendengarnya.

Begitu lampu hijau saya lalu tancap ke Ramayana. Sampai di sana wah,...Ramayana ramai sekali ya,...soalnya hari libur. Saya lalu ke supermarketnya membeli kebutuhan dapur plus buah. Alhamdulillah kelar, tinggal bayar ke kasirnya. Saya lalu antri dengan tertib dibarisan menunggu giliran membayar.eh, tiba2 ada seorang bapak-bapak tinggi besar berdiri di depan saya dengan belanjaannya yang banyak. Saya tegur supaya antri di belakang, eh ...dia malah melotot. Akhirnya saya cuma berusaha berfikir positif mungkin dia pembantu rumah tangga yang lagi disuruh belanja dan harus pulang cepat jagain anak majikannya. Saya lalu senyum2 sendiri membayangkannya.

Selesai membayar saya lalu ke lantai atas untuk membeli titipan anak saya singlet dan mini shirt. Saya lalu cepat2 ke eskalator karena harus buru2 pulang nanti si kecil nangis kelamaan ditinggal.Begitu berada di eskalator, seorang ibu berdiri di tengah-tengah tangga. Mau lewat dari kiri, ibu itu lagi gendong anak. Mau lewat dari kanan ibu itu lagi membawa bungkusan besar. Akhirnya saya berkata, saya mau lewat bu,...eh ibu itu malah ngeloyor jalan karena kami udah sampai di lantai atas.Heh...!!

Saya lalu menuju box tempat menjual singlet dan mini shirt,soalnya di box ada potongan harganya. Eh, lagi-lagi saya harus menarik nafas karena bingung mencari ukuran S,M,L karena isi keranjang sudah jungkir balik di acak-acak pengunjung. Sementara gadis penjaganya sibuk menyusun kembali. Akhirnya sambil dibantuin penjaganya dapat juga barang yang dicari. Saya lalu membayar ke kasir dengan lancar
dan turun dari eskalator dengan lancar juga.

Terkadang, hal-hal kecil seperti menunggu di traffic light, atau ketika menunggu antrian di kasir, atau menaiki eskalator bisa membuat orang lain merasa tergannggu dan tidak nyaman tanpa kita sadari. Alangkah baiknya jika kita berdiri ditepi tangga sehingga orang lain bisa leluasa lewat tanpa terhalang karena kita menguasai eskalator dengan berdiri tepat di trengahnya. Hal-hal yang kecil ini mulai sekarang seharusnya kita rubah dari yang negatif menjadi positif. Semoga pengalaman ini menjadi inspirasi kita untuk berbuat lebih baik lagi walaupun dari hal-hal kecil yang nampaknya sepele. Bukankah yang besar selalu dimulai dari yang kecil?

Semoga bermanfaat ya,...???Wallahualam bissawab....