Sabtu, 29 Agustus 2015

Dari Barat (Pekanbaru) Sampai ke Timur (Jayapura)

Pembaca yang budiman, saya seorang ibu rumah tangga yang menyukai travelling. Alhamdulillah beberapa kota di nusantara pernah saya kunjungi.Umumnya kota kota di Sumatera , Jawa dan Bali (walaupun belum semua). Tetapi ada satu kota yang masih membuat penasaran saya untuk bisa mengunjunginya. Kota ini menurut saya unik dan berbeda dengan kota kota yang pernah saya kunjungi, tapi memiliki sedikit kemiripan dengan kota yang saya tinggali sekarang. Mau tahu kota apakah itu? Jayapura!!!. Tentu pembaca penasaran kenapa saya tertarik kesana?Hal ini mungkin disebabkan beberapa hal antara lain, alamnya yang kata orang indah, memiliki sumber daya alam yang membantu devisa negara ,juga suku asli yang mendiami kota ini. Sebelum saya menceritakan kota Jayapura, tentu kota Pekanbaru akan saya ceritakan terlebih dahulu agar pembaca mengetahuinya.

Tahukah pembaca dimana letaknya kota Pekanbaru? Benar, Pekanbaru terletak di propinsi Riau dan merupakan ibu kota dari propinsi ini. Sebuah kota multi etnik yang menarik untuk dikunjungi, dimana terdapat bermacam macam suku yang tinggal dan mencari nafkah disini. Suku Melayu Riau dan suku Kubu yang masih terbelakang, merupakan penduduk dan suku asli kota ini. Sebagian lagi adalah suku Minang, Jawa, Aceh, Batak, Nias, Bugis, Sunda, Banjar, dan beberapa suku lainnya, juga etnik Tionghoa, maupun ekspatriat(warga negara asing). Dengan beragam suku yang tinggal di kota ini membuat Pekanbaru  menarik untuk dikunjungi. Berbagai macam kuliner akan kita jumpai seperti makanan khas Melayu Riau. Beberapa makanan yang menarik untuk dicoba antara lain: minuman laksamana mengamuk, rujak maharaja, mie lendir, bolu kemojo, dan sebagainya. Juga makanan dari daerah nusantara lainnya.

bolu kemojo/bolu kemojo al mahdi twitter.com

Secara geografis letak kota Pekanbaru cukup strategis mengingat kota ini merupakan perlintasan darat dari ujung pulau Sumatera ke pulau Jawa. Bus antar propinsi banyak melintasi jalur Lintas Timur ini. Selain jalur darat, pelabuhan Pekanbaru yang terletak ditepi sungai Siak merupakan tempat berlabuhnya kapal kapal kecil yang berlayar ke daerah daerah seperti Bengkalis, Dumai, Tanjung Pinang, dan kota pesisir lainnya. Sebelum jembatan Siak diperbaharui kapal kapal besar juga melayani rute perjalanan ke Malaysia dan Singapura karena Riau berbatasan dengan kedua negara tetangga ini melalui Selat Melaka. Saat ini kapal (ferry) yang melayani jalur internasional hanya pelabuhan di Dumai dan Batam.
Dari Pekanbaru kita juga dapat terbang ke daerah lain melalui bandara Sultan Syarif Kasim II  yang melayani rute penerbangan ke Medan, Jakarta, Kuala Lumpur, Batam dengan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Lion Air, City Link, Air Asia, Sriwijaya Air, Jetstar, FireFly, Batik Air, dan Tigerair

Di propinsi Riau ini kita juga bisa menikmati beberapa peninggalan sejarah seperti Istana Siak yang masih utuh berdiri, Candi Muara Takus, Makam Raja Ali Haji dengan Gurindam XII nya yang terkenal, juga wisata alam lainnya seperti mengendarai gajah di Pusat Pelatihan Gajah, menikmati ombak Bono di sungai Kampar, dan wisata lainnya. Riau juga merupakan salah satu daerah penghasil devisa negara malalui minyak buminya yang terkenal, juga perkebunan kelapa sawitnya yang luas. 


Pusat Pelatihan Gajah

Istana Siak
Bagi yang menyenangi wisata sejarah dan alam, Pekanbaru cocok untuk menjadi tujuan wisatanya karena menyuguhkan keragaman seni dan sejarah Melayu yang tinggi serta menyuguhkan pemandangan alam yang berbeda dengan tempat lain.

Beralih ke kota Jayapura, kota ini menawarkan dua sudut pandang yang berbeda antara indahnya perairan dengan megahnya perbukitan dan gunung, semuanya dapat kita nikmati secara bersamaan di kota ini.Kota ini adalah tempat awal mula perjalanan kita utuk menjelajah keindahan pulau yang terletak di ujung timur Indonesia.ini. Jika saya sampai kesana yang mula mula saya lakukan adalah menyelusuri setiap sudut kota. Saya akan mendaki ke atas bukit untuk menikmati pemandangan kota dari puncaknya. Danau Sentani juga menjadi tujuan, karena kabarnya danau ini indah dengan rumah rumah penduduk di pinggirnya, yang dapat juga kita lihat dari atas gunung Ifar dimana dulu adalah tempat bagi sang jendral Mc Arthur duduk menikmati keindahan pemandangan Danau Sentani dari atasnya. Atau kita juga bisa menyalurkan hoby menyelam di Tanah Merah Bay yang konon lautnya masih asri dengan pemandangan biotanya yang terletak sekitar 60 km dari kota. Atau saya akan pergi ke museum Universitas Cedrawasih untuk melihat artefak peninggalan suku asli Papua.

kota Jayapura/panoramia.com

Bandar Udara Sentani adalah salah satu akses untuk masuk ke kota ini, terletak lebih kurang 40 km dan melayani penerbangan dari dan keluar Papua. Disamping itu kota ini juga dapat diakses melalui jalur laut dengan mengunakan kapal laut yang disediakan oleh PT Pelni. O ya saya juga tak lupa akan mengunjungi pulau Asei yang merupakan tempat kerajinan pembuatan kain kulit kayu, juga akan pergi ke pasar Hamadi tempat kita membeli oleh oleh khas Papua yang terletak dekat pantai Hamadi dimana kita akan menemukan sisa sisa peninggalan Perang Dunia II.. Tak lupa saya juga akan mencicipi kuliner khas Papua yang terkenal
dengan makanan lautnya seperti Aunu, ataupun ikan bakarnya yang dinikmati dengan bubur sagu pepeda.

aunu dan pepeda/eekkaa25.blogspot.com

suku lembah baliem/indonesia-traveler.com


Untuk bisa menikmati ini semua saya harus memperoleh tiket penerbangan ke Jayapura. Dan Alhamdulillah ada cara untuk memperoleh tiket tersebut yaitu dengan mengikuti kontes menulis ini. Jika tulisan ini menang saya ingin memperoleh tiket Garuda Indonesia untuk terbang kesana, tentu saja saya juga akan berkesempatan untuk datang ke Lembah Baliem mengenal lebih dekat suku asli disana yakni suku Dani, Lani, maupun suku Yali. Tak lupa saya akan berfoto ria dengan mereka....hahaha...Semoga keinginan ini dapat terwujud dan saya menjadi salah satu pemenang kontes #TiketGratisAirpaz untuk Keliling Nusantara. Aamiin....(Minas, Pekanbaru, 30 Agustus 2015)










.

Rabu, 06 Mei 2015

12 Hari 9 Negara yang Tak Terlupakan (Antara Doha dan Barcelona)


Ketika mengingat kembali perjalanan yang indah dan penuh kenangan ini, serasa saya masih dalam perjalanan yang menghabiskan waktu 12 hari itu. Terasa sangat singkat karena setiap langkah kaki yang diayunkan dan setiap jengkal tanah yang diinjak selalu memiliki cerita, semangat, tantangan, dan irama perjalanan kehidupan saya sebagai manusia yang penuh dengan cita2, keinginan dan mimpi untuk memiliki kenangan hidup serta rasa syukur akan kehidupan yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga kami.

Mungkin hobi  traveling ini sudah tertanam secara tidak disadari sejak saya kecil…ketika sudah pandai membaca buku2 cerita …seperti Album Cerita Ternama, yang didalamnya banyak menceritakan tokoh2 dunia, perjalanan mereka mengelilingi dunia, ditambah cerita2 petualangan anak2 seperti lima sekawan, cerita detektif Alfred Hitcock, dan kegiatan kepramukaan yang saya ikuti dan hobi saya mendaki gunung(walau cuma Gunung Sibayak)…membuat keinginan saya akan mengenal tempat dan daerah2 selalu tidak ada habisnya. Saya akan selalu bersemangat jika diajak kesuatu tempat yg belum pernah saya datangi. Ketika iseng2 saya mengisi kolom pertanyaan mengenai siapa saya sebenarnya….ternyata jawabannya bahwa saya adalah seorang Pengembara….hehehe….weleh2…

Kalau dipikir2, untuk  dana perjalanan saya dan suami ke negara2 tersebut tentu tidak sedikit. Waktu saya mulai bermimpi dan merencanakannya, saya rajin melihat tour2 yg ditawarkan beberapa biro perjalanan yg untuk 3 atau 4 negara saja bisa menghabiskan dana sekitar 3000 USD. Wah,…nggak kebayang berapa saya harus kumpulkan uang untuk perjalanan ini…Tapi berkat kerja keras hampir 2 tahun….(iya benar, karena saya terus memantau harga tiket pesawat online di internet dan menyusun itinerary seefisien mungkin beserta biaya dengan andalan internet yg sekarang sudah canggih) Alhamdulillah,….perjalanan ini bisa terlaksana. Pertanyaannya mungkin:  Kenapa harus ke Eropa dan bulan Februari?....Jawabannya adalah: Karena benua Eropa secara iklim berbeda dengan negara saya yg berada di benua Asia juga bangsanya yang berbeda ras serta budaya membuat saya ingin merasakan sendiri musim yg tidak pernah ada di negeri saya (musim dingin dengan saljunya) warna kulit dan postur tubuh yg berbeda ,tentu juga ritme kehidupan yg berbeda pula. Kenapa harus di bulan Februari? Jawabannya mungkin yg paling tepat adalah: 1. Harga tiket pesawat di bulan ini lebih murah, 2. Musim dingin sudah tidak seekstrim di bulan Desember dan Januari, 3. Bulan yg tidak ramai wisatawan sehingga bisa lebih menikmati  suasananya, 4. Bulan kelahiran saya (hehehe….ini sih cuma kebetulan…)

Persiapan Keberangkatan 

 Dengan mengandalkan internet dan cerita2 mereka yg sudah pernah ke Eropa, saya mulai      mempersiapkan keperluan seperti:
1.berburu tiket pesawat murah,
2. mempersiapkan dokumen (visa, asuransi perjalanan)
3. Menyusun Itinerary seefisien mungkin
4.juga persiapan fisik,…
tentunya dengan mulai rajin jalan keliling kompleks rumah atau bersepeda karena sudah pasti kita akan banyak mengandalkan fisik mengimgat perjalanan yg lumayan jauh ini. Setelah berburu tiket akhirnya diperolehlah tiket Qatar air dengan cara online melalui www.nusatrip.com seharga 16,5 juta rp untuk 2 orang pp(Kuala Lumpur-Doha-Paris)….sebenarnya ini adalah pilihan kedua karena seblmnya dapat tiket yg lebih murah Etihad seharga 15 jt(multi destination, pulang dan pergi dari negara yg berbeda) melalui www.asiatravel.com, tetapi krn harus bayar memakai kartu kredit sementara saya nggak punya, maka dipilihlah tiket tersebut yg bisa dibayar dengan debit card….(ini adalah tiket termurah dengan pertimbangan pesawat timur tengah,karena selama penerbangan sekitar 16 jam kita disuguhi makanan halal, nggak kebayang naik pesawat Eropa dan pesawat  lain  bagi saya yg muslim). Dan harga tiket pesawat Eropa dan pesawat2 lainnya jauh lebih mahalll….

Setelah tiket ditangan, saya lalu membeli  asuransi perjalanan.  Lagi lagi dengan mengandalkan internet saya lalu mulai mencari informasi untuk memperoleh asuransi perjalanan sebagai syarat pengajuan visa. Akhirnya saya menemukan asuransi perjalanan yang bisa diperoleh on line melalui Smart Traveller AXA Indonesia  di www.axa-insurance.co.id dengan biaya sekitar tujuh ratus ribu lebih dengan membayar melalui Atm akhirnya asuransi perjalanan didapat tanpa harus keluar rumah dan lebih irit,..hahaha…Selanjutnya saya kumpulkan semua dokumen untuk pengajuan visa schengen dan urusan dokumen yang berhubungan dengan pekerjaan suami diserahkan ke suami(saya kan cuma ibu rt yang syaratnya nggak ribet)…dan kemudian setelah berdiskusi apakah ke kedutaan urus sendiri atau minta tolong biro perjalanan(saya sih pengin urus sendiri aja) suami lalu dengan temannya yang juga akan ikut memutuskan diurus oleh biro perjalanan…(ya sutralah yang penting dapat visanya)  Ternyata yang paling repot malah diurusin biro perjalanan(ini sih pengalaman saya), karena saya dan suami harus dua kali ganti pasphoto karena katanya fotonya nggak memenuhi syarat untuk visa. Akhirnya setelah dokumen dikirim ,kita berempat (dengan teman kantor suami pak Bambang dan bu Mira)berangkat dari Pekanbaru ke Jakarta wawancara visa di kedutaan Belanda. Singkatnya pagi pagi kita ber4 sudah hadir disana dan lagi2 masalah foto yang tidak benar sehingga harus foto lagi dikedutaan…bayangkan 3 kali ganti pasfoto….(saran saya kalau ingin foto perhatikan syarat2 yg ada kalaupun salah dikedutaan belanda tersedia tukang foto dan pasti benar…)Ternyata….tidak ada wawancara seperti yang saya bayangkan, petugas kedutaan hanya mengajukan 2 pertanyaan…yang pertama tujuan ke Belanda yang  kedua saya lupa…yang jelas nggak ada yang aneh2….(hhh! Capek udah ngapalin rute2 perjalanan dan lain2 eehh…Cuma gitu aja wawancaranya…hahaha gampang kali!) Seminggu kemudian visa diperoleh . Taraaa…. Saya lalu menunggu hari yang dinanti dengan menyusun barang2 yang akan dibawa. Dengan mempertimbangkan perjalanan yang panjang sekitar 12 hari pulang pergi di musim dingin akhirnya berikut adalah barang2 yg memenuhi koper (satu koper ukuran pesawat low budget antar eropa seperti vaiue air dan easy jet  berat 25 kg ukuran cabin p. 54 cm, l. 40cm, t. 24 cm) seperti:  long jhon sepasang utk musim dingin, manset dan legging 2 pasang, sweater 1bh, coat 1bh, celana jeans 2 bh, sarung tangan sepasang, kaos kaki 2 pasang, sepatu boot sepasang syal 1 bh, topi/kupluk 1 bh, pakaian dalam 4 pasang ditambah panty liner dan pembalut . Semua saya susun dalam 1 koper  bersama obat gosok, sunscreen, lotion, obat2an, alat mandi dlm ukuran mini(manatau hotel tdk menyediakan) dan tentu saja persediaan makanan seperti super bubur 6 bks, milo, energen, mie instantcup 6 bh, dan cemilan kecil(jaga2 kalau tidak ada tempat makan halal). Selesai  sudah perlengkapan yang akan dibawa serba efisien dan Alhamdulillah cukuplah utk kebutuhan selama disana nanti.

Hari ke Satu, Selasa 17 February 2015 (Pekanbaru - Kuala Lumpur)

Pagi2 jam 08.00 kita berdua (saya dan suami) berangkat ke bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru untuk berangkat menuju KL dengan menggunakan pesawat murah meriah Air Asia....dalam hati saya berdoa untuk kelancaran perjalanan ini sambil tak lupa mohon doa restu anak2 yg akan ditinggal selama 2 minggu dan ibu saya serta adik yg saya minta tolong tinggal di rumah untuk menjaga anak2 selama kita berdua pergi.
Tiba di bandara kita langsung bergabung dengan bu Mira dan pak Bambang yg akan menjadi teman kami dalam perjalanan nanti. Jam 11.10 lebih sedikit pesawat AA AK-432 lepas landas menuju KL dan tiba sekitar jam 13.00 waktu KL. Alhamdulillah....
Kita berempat kemudian menuju hotel yang dibooking pak Bambang di daerah sentral karena mereka berdua akan menginap semalam berhubung pesawat Qatar yg akan ditumpanginya berbeda dengan kita. Mereka akan berangkat besok harinya menuju Doha, sementara kita berdua berangkat dinihari jam 02.40. Setelah meletakkan barang2 dikamar hotel kita keluar untuk makan siang dan kemudian beristirahat dikamar menunggu ke bandara nanti.

Selesai Maghrib berdua saya dan suami janji ketemuan di KL sentral stasiun dengan Mursyid teman SMA yang sudah menetap dan bekerja di daerah ini, kemudian bersama dengannya diantar ke Putrajaya untuk bertemu dengan Wahyunengsih teman sebangku di SMP dulu yang juga sudah menetap disini bersuamikan orang Malaysia. Kita makan malam di Presint 9 Food Court.berbincang nostalgia dengan mereka kemudian diajak keliling sebentar di Putrajaya dan berpisah, sementara Mursyid mengantarkan kita menuju KLIA terminal 1. Terimakasih teman2 yang sudah memberikan penyambutan yang penuh persahabatan ini, semoga kita tetap menjalin silaturrahim ini....kami langsung check in di blok K 14 untuk penumpang Qatar Airways


makan malam dengan neng dan mursyid


Hari ke 2, Rabu 18 February 2015 ( KL - Doha - Paris )

Pesawat berangkat jam 01.40 dinihari menuju Doha, sewaktu check in tiket KUL - Doha dan Doha - Paris langsung diberikan. Kami duduk terpisah di 20G dan 21 J (seharusnya saya langsung pilih bangku sewaktu book tiket) tapi ya sutralah nggak apa2, toh masih berdekatan dan Alhamdulillah untuk Doha- Paris di 52D dan 52E kita saling bersebelahan. Selama penerbangan 7,5 jam ini saya mencoba untuk tidur sambil membayangkan bagaimana nanti perjalanan ini. Bersyukur pada Allah dihari bahagia ini saya masih diberikan kesempatan melakukan perjalanan yang menarik ini. Pramugari Qatar cantik2 dan tampan dan kayaknya semua bangsa ada,...sewaktu boarding saya sempat mau berfoto dengan mereka...tapi tidak boleh...hhh lebay...dan dipagi hari ini kita sudah disuguhkan makanan yang halal dan enak....satu nampan berisi main course, coklat, salad dan minuman yang boleh dipilih....dan diantara jeda waktu kita diberi lagi snack berupa kue2....saya menikmati semua makanannya....hehehe...
salah satu menu di qatar airways

Jam 06.15 waktu Doha, pesawat mendarat dengan mulus....saya langsung ke toilet dan suami yang nampak sedikit santai saya ajak langsung bertanya ke petugas untuk pendaftaran city tour gratis....kita langsung mengikuti petunjuknya untuk menuju lantai bawah dan setelah berputar akhirnya ketemu dengan counter city tour Doha yang ternyata petugasnya cewek Indonesia. Tapi....ternyata quoto terbatas 20 orang sudah habis....OMG saya langsung kecewa....kurang cepat...atau memang belum rejeki....Akhirnya kita duduk dan tiduran saja di bandara sambil melihat lihat sekelilingnya. Bandara Doha merupakan salah satu bandara transit untuk penerbangan internasional ke seluruh dunia.. Yang terbanyak disini adalah pesawat Qatar, beberapa pesawat lain juga transit disini.


Doha Internasional Airport
Akhirnya pak Bambang dan bu Mira pun tiba di Doha.....saya senyum2 dalam hati....beginilah kalau jalan bersama tapi beli tiket pesawatnya beda beda....kita berempat pun check in untuk lanjut ke Paris...jam 13.40 pesawat berangkat, saya masih terkagum kagum dngan ketepatan waktunya.....kayaknya nggak ada delaynya...Dan lagi lagi kita disuguhkan dengan makanan yang enak . Sepertinya selama 6,5 jam ini ada 4 kali snack and drink....hihihi Alhamdulillah tidak akan kelaparan begitu tiba di Paris nanti....Sekitar jam 18.15 kita berempat tiba di Paris.....Selamat datang di Paris....

Selesai dari imigrasi (saya membayangkan kita akan kesulitan, tapi ternyata mudah walaupun petugasnya tidak berbahasa Inggris tapi dia tersenyum sedikit sambil memeriksa paspor)....kita lalu keluar mencari taksi. Dan....Brrrr....udara dingin menyambut kita begitu keluar dari bandara....kita berempat jadi seperti anak kecil lagi memainkan asap yang keluar dari mulut setiap kali kita berbicara.....saya sungguh excited....Paris di bulan Februari ini masih musim dingin walaupun tidak seekstrim di Januari dan Desember....begitupun saya lihat suami dan kak Mira merapatkan jaketnya......dan tidak susah mencari taksi di bandara ini karena kita langsung menemukannya dan berangkat  menuju hotel Ibis di daerah montmartre. Untunglah sopirnya orang Karibia dan dia bisa berbahasa Inggris. Sampai di depan hotel ada kejadian sedikit...dimana parkir tidak boleh tepat di depan hotel, seperti negara kita ternyata disini juga ada semacam preman yang minta upeti....untunglah sopirnya berkeras dan kita buru buru turun setelah membayar ongkos sebesar 46 Euro. Saya melihat lihat keadaan hotel. Karena malam, terasa sedikit sepi disekitarnya,...beberapa meter terdapat toko penjual makanan, sebenarnya saya masih ingin keluar tapi suami ingin beristirahat dan kita menuju kamar untuk istirahat menyiapkan tenaga untuk esok hari.

Hari ke 3 Paris